Kamuitu sama berharganya dibanding orang lain. Ingat, bahwa banyaknya prestasi, penghargaan, ataupun perolehan finansial tidak membuat dirimu lebih rendah atau tidak berharga. Harga diri sumbernya berasal dari dalam diri. Jika kamu mulai mendeteksi pikiran negatif, pertanyakanlah kebenaran dari pikiranmu itu.Skip to content Beranda / Psikologi / Kesehatan Mental / Self-Loathing Benci Diri Sendiri Ciri-Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasi Self-Loathing Benci Diri Sendiri Ciri-Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasi Self-loathing atau juga dikenal sebagai self-hatred adalah perasaan membenci diri sendiri. Perasaan ini seiring waktu dapat menimbulkan dampak buruk. Selengkapnya ketahui ciri-ciri, dampak negatif, hingga cara mengatasinya berikut ini!Apa itu Self-Loathing? Self loathing adalah ketidaksukaan yang ekstrem atau membenci diri sendiri. Perasaan ini muncul seiring memiliki kemarahan, harga diri rendah, dan persepsi yang menyimpang tentang diri sendiri karena pikiran yang salah arah dan kepercayaan diri. Dalam kebanyakan kasus, membenci diri sendiri adalah akibat dari pola asuh yang disfungsional. Perasaan membenci diri dapat memengaruhi cara seseorang memandang dunia, merenungkan hal-hal negatif, dan mengurangi hal-hal positif dalam hidup. Ciri-Ciri Self-Loathing Mengenali diri sendiri atau orang lain terhadap perasaan membenci diri sendiri akan sangat membantu mengatasinya. Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seseorang mungkin hidup dengan kebencian pada dirinya sendiri. Berikut ini ciri-ciri self-loathing yang dapat Anda kenali 1. Bias negatif Terlalu fokus pada aspek negatif dari suatu kondisi dan tidak mempertimbangkan sisi positifnya. Bahkan jika mengalami sesuatu yang positif, seseorang mungkin membiarkannya dan mencari cara untuk melihatnya secara negatif. 2. Harga diri rendah Harga diri dapat dianggap sebagai seberapa besar seseorang menyukai, menyetujui, atau menghargai dirinya sendiri. Memiliki harga diri yang rendah sesuai dengan penilaian negatif terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, jika memiliki harga diri yang rendah, seseorang biasanya tidak menganggap dirinya positif. Dampaknya, ia cenderung keras pada diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya. 3. Memikirkan semua atau tidak sama sekali Pemikiran ini membuat seseorang melihat hidupnya baik atau buruk, tanpa nuansa atau nuansa abu-abu di antaranya. Ketika membuat kesalahan, seseorang akan merasa seolah-olah semuanya hancur atau mengalami kegagalan. 4. Penalaran emosional Seseorang menganggap perasaannya sebagai fakta. Sebagai contoh, jika mengalami kecemasan atau kesulitan, ia berasumsi bahwa emosinya harus mencerminkan kenyataan dari suatu situasi dan pasti ada sesuatu yang salah dengannya. 5. Terlalu kritis terhadap diri sendiri Berbuat kesalahan membuat seseorang terlalu kritis terhadap diri sendiri dan menyerang kepribadiannya, misalnya gagal yang tidak akan pernah berarti apa-apa. Perasaan ini mungkin juga menimbulkan banyak penyesalan dari masa lalu yang sulit dilupakan. Mungkin sulit untuk memaafkan diri sendiri, bahkan jika orang lain telah melakukannya. 6. Kesulitan menerima pujian Ciri ini terkait dengan bias negatif. Ketika orang lain mengatakan sesuatu yang positif tentang dirinya dengan pujian, Anda mengabaikannya atau berpikir bahwa mereka hanya sekadar bersikap baik. Alih-alih menerimanya dengan ramah, pujian itu diabaikan dan mempertanyakannya. 7. Peka terhadap kritik Tidak hanya sulit untuk menerima pujian dari orang lain, tanda orang yang membenci diri sendiri mungkin sangat sensitif terhadap kritik. Penilaian yang negatif dianggapnya sebagai serangan pribadi. Baca Juga Mengenal Guilt Trip, Tindakan Manipulatif yang Bikin Orang Lain Merasa Bersalah Dampak Buruk Self-Loathing Membenci diri memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Perasaan ini dapat menghambat seseorang membuat keputusan penting, mengambil risiko, berhubungan dengan orang lain, dan mencapai tujuan. Jika berjuang dengan kebencian terhadap diri sendiri, Anda mungkin mengalami dampak buruk dalam berbagai aspek dan cara. Berikut ini beberapa dampak buruk membenci diri sendiri 1. Mengganggu pekerjaan Pekerjaan biasanya mengandalkan kinerja, tidak mengherankan jika kebencian pada diri sendiri dapat memengaruhi pekerjaan. Ketika merasa tidak berharga atau tidak mampu, mungkin cenderung tidak mengerjakan tugas atau merasa sulit bekerja sama dengan orang lain. Anda mungkin merasa kesal pada rekan kerja atau merendahkan diri akibat kinerja yang kurang baik. 2. Memandang negatif diri sendiri Self loathing adalah perasaan yang dapat menimbulkan dampak negatif pada konsep diri penilaian pada diri sendiri dan harga diri bagaimana perasaan tentang diri sendiri. Ketika batin terus-menerus merendahkan diri sendiri, hampir tidak mungkin untuk memandang diri pribadi secara positif. 3. Mengganggu situasi sosial Sangat sulit menjalin dan mempertahankan persahabatan ketika dibebani dengan self-talk bicara sendiri dan kebencian diri yang terus-menerus dan tanpa henti. Untuk menghindari rasa sakit dari kritik, penilaian, atau pengabaian, seseorang bahkan mungkin menolak bertemu orang baru. Atau mungkin tampak dingin atau tidak peduli, yang dapat mencegah dekat dengan orang lain. 4. Menghambat hubungan romantis Hubungan romantis bisa terasa rumit dan membingungkan bagi orang dengan self-loathing. Mungkin Anda membantah gagasan kedekatan dan keintiman. Jika ingin merasa dekat, ketakutan seseorang melihat ketidaksempurnaan, keterbatasan, atau kurangnya nilai yang dirasakan dapat membuat kewalahan dan menghalangi hubungan yang bermakna. 5. Mengganggu hubungan keluarga Akibat pengaruh signifikan dari benci diri sendiri berasal dari pengalaman sosial masa lalu seperti pelecehan dan trauma, dinamika keluarga bisa terasa sangat rumit untuk seseorang yang berjuang menghadapi kebencian diri. Seseorang mungkin berada dalam kondisi yang mengharuskan untuk berhubungan dengan seseorang dari masa lalu yang menyakitkan. Hal ini menyebabkan kesulitan dan cenderung menarik diri untuk menghindari pengalaman dan emosi yang menyakitkan. Baca Juga 7 Ciri Love Hate Relationship, Dampak Buruk, dan Cara Mengatasi Cara Menghentikan Siklus Self-Loathing Hidup dengan kebencian pada diri sendiri itu luar biasa, melelahkan, dan mengasingkan. Untungnya, ada beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk menenangkan kritik batin itu, menenangkan badai negatif, dan bergerak maju dengan cara yang positif. Berikut ini cara menghentikan siklus benci diri sendiri 1. Menaklukan kritik batin Jika berjuang mengatasi kebencian pada diri sendiri, kritik batin mungkin merasa tak kenal lelah dan mungkin mulai memercayai narasi kebencian dialog dalam batin. Ketika ini terjadi, akan sangat membantu jika mencoba memperlambat diri dan membedakan perasaan dari fakta. 2. Belajar menerima pujian Jika menilai diri penuh dengan kebencian, akan sulit untuk menerima pujian. Bahkan mungkin terasa asing dan tidak nyaman sehingga seseorang akan mengabaikannya atau menguranginya untuk menghindari perasaan sensitif. Mempelajari cara menerima pujian akan membutuhkan latihan. Jika orang lain memuji Anda, cobalah ucapkan terima kasih. Tahan keinginan untuk menindaklanjutinya dengan kritik diri atau menanggapinya dengan meremehkan. 3. Inventarisasi kekuatan Anda Mengidentifikasi kekuatan Anda dapat membantu meredakan kebencian terhadap diri sendiri. Jika Anda merasa sulit untuk memikirkannya sendiri, pertimbangkan untuk meminta bantuan orang lain. Hampir selalu lebih mudah untuk mengenali kekuatan orang lain daripada kekuatan kita sendiri. 4. Mengembangkan kasih sayang Orang yang berjuang dengan kebencian pada diri sendiri biasanya memiliki sedikit atau tidak memiliki rasa kasih sayang terhadap diri sendiri. Namun, nyatanya gagasan untuk memiliki rasa memaafkan serasa tidak mungkin atau membingungkan. Cara yang baik untuk memikirkan kasih sayang adalah dengan memikirkan bagaimana memperlakukan teman atau orang yang Anda cintai. 5. Belajar memaafkan Perasaan benci pada diri sendiri biasanya fokus pada masa lalu saat atau emosi yang menyakitkan seperti rasa malu atau bersalah, marah atau malu, atau perasaan tidak berdaya. Dalam beberapa hal ini, tidak ada ruang untuk memaafkan diri sendiri atau merangkul siapa diri Anda. Sebaiknya lakukan yang terbaik untuk tetap berada di masa sekarang. Hal ini mungkin terasa tidak nyaman atau berbeda, tetapi seiring waktu akan membantu mengurangi kebencian pada diri sendiri dan mendapatkan kasih sayang untuk diri sendiri. Itulah ciri-ciri self-loathing hingga cara menghentikan siklus membenci diri sendiri. Jika sulit untuk mengatasinya, sebaiknya kunjungi ahli kesehatan mental seperti psikiater atau psikolog. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat! Clarke, Jodi. 2021. How to Stop Your Self-Hatred. Diakses pada 4 Januari 2022 Cuncic, Arlin. 2021. I Hate Myselfโ 8 Ways to Combat Self-Hatred. Diakses pada 4 Januari 2022 Gatchpazian, Arasteh. Tanpa Tahun. Self-Loathing Definition, Signs, & How to Stop. Diakses pada 4 Januari 2022 Luna, Aletheia. 2021. Self-Loathing 15 Signs You Hate Yourself & Why it Happens. Diakses pada 4 Januari 2022 DokterSehat ยฉ 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi
Trust issue atau bisa disebut krisis kepercayaan, adalah situasi ketika seseorang mengalami rasa sulit untuk percaya kepada orang lain. Krisis kepercayaan ini disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, seperti mendapati pengkhianatan, disakiti, dikecewakan, diabaikan, dan lain sebagainya. Permasalahan trust issue tidak bisa kita anggap permasalahan yang remeh. Sebab seseorang yang memiliki trust issue dalam hidupnya, akan menghambat perkembangan diri dalam hidupnya. Pada dasarnya dalam hidup manusia adalah makhluk sosial yang tentunya akan membutuhkan bantuan orang lain untuk membantu kita. Oleh karena itu, akan menjadi permasalahan yang sangat penting apabila seseorang yang memiliki trust issue terhadap orang-orang di sekitarnya. Apabila trust issue sudah menguasai diri, hal ini akan berdampak beriringan dengan pikiran-pikiran yang buruk terhadap orang lain. Misalnya, beranggapan bahwa orang-orang disekitar kita akan mengecewakan, menyakiti, melukai dan sebagainya. Tindakan tersebut merupakan salah satu awal mula lahirnya trust issue pada diri seseorang. Lalu, bagaimana cara kita mengatasi trust issue? Sebelum kita membahas lebih lanjut bagaimana cara mengatasinya, mari kita kenali dahulu ciri-ciri dan penyebab dari trust issue. Ciri-Ciri Trust Issue. 1. Mudah Curiga dengan Orang Lain Mencurigai seseorang hal yang sangat lumrah jika seseorang tersebut pernah menyakiti diri kita sendiri. Namun, dalam kehidupan sehari-hari jika selalu mencurigai orang lain tanpa sebab dan permasalahan yang jelas, sudah terlihat bahwa kita sudah mengalami krisis kepercayaan kepada orang lain. 2. Menghindari Berhubungan Lebih Dalam dengan Orang Lain Seseorang yang mengalami krisis kepercayaan cenderung lebih takut memiliki hubungan yang mendalam dengan orang lain dan hanya berkomunikasi seperlunya saja tanpa ada pembahasan yang lebih intens. Hal tersebut mungkin faktor dari trauma dikehidupan masa lalu yang mengakibatkan seseorang sulit mempercayai orang yang baru. 3. Sulit Memaafkan Kesalahan Orang Lain Orang lain yang melakukan kesalahan kecil akan menjadi kesalahan besar menurut sudut pandang seseorang yang mengalami krisis kepercayaan atau trust issue. Mungkin bagi seseorang yang tidak mengalami krisis kepercayaan, ini adalah kesalahan yang kecil. Namun, hal tersebut justru berdampak besar bagi orang yang mengalami krisis kepercayaan atau trust issue. Sebab, hal tersebut dapat dikaitkan dengan kesalahan dari seseorang yang dahulu dan menyakiti kita di masa lalu. 4. Menjadi Posesif atau Protektif Terhadap Orang Tersayang Rasa khawatir akan muncul dalam diri seseorang yang memiliki trust issue kepada orang-orang yang disayangi, seperti keluarga, kekasih serta kerabat karena takut akan menyakitinya. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki krisis kepercayaan menjadi lebih posesif untuk menghindari permasalahan yang sama supaya tidak terulang di kemudian hari. Penyebab Terjadinya Trust Issue. 1. Pengalaman kehidupan yang buruk dari masa lalu, atau bisa juga masa kini Pengalaman yang menyebabkan trauma pada diri sendiri, seperti dibohongi seseorang, pencurian, kecelakaan, dan sebagainya. Sehingga berdampak sekali bagi seseorang yang mengalami kejadian buruk ini di kehidupan selanjutnya. 2. Kegagalan dalam hubungan asmara. Trust Issue bisa juga terjadi dalam ranah hubungan asmara. Sebagai contoh, orang yang mengalami Trust Issue pernah dikecewakan oleh orang yang ia sayangi, seperti sering dibohongi, diselingkuhi, atau diperlakukan tidak baik lainnya. Cara Mengatasi Trust Issue. Mengatasi trust issue atau krisis kepercayaan dalam diri seseorang memiliki berbagai caranya masing-masing. Tergantung seseorang tersebut mau mengatasinya seperti apa untuk menghilangkan trust issue. Oleh karena itu, saya melakukan sesi wawancara untuk mengobservasi bagaimana cara mengatasi trust issue di dalam diri seseorang yang pernah mengalaminya. Sesi wawancara ini saya lakukan bersama teman saya bernama Irena Khairunnisa mahasiswi dari Bina Nusantara University dengan jurusan Marketing Communication, yang pernah mengalami trust issue satu tahun lalu. Hasil dari wawancara saya dan Irena, Irena mengatakan bahwa ada beberapa poin-poin penting untuk mengatasi trust issue, yaitu Mau mencoba untuk mempercayai orang cara kerja untuk mempercayai pikiran-pikiran yang negatif dengan memberanikan diri untuk resiko untuk menerima kesalahan orang lain dan diri kesempatan kepada orang lain yang sudah menyakiti dan mengecewakan.
Nahsupaya hal tersebut gak terjadi padamu, ini empat hal yang bisa membuat orang lain jadi hilang percaya terhadap apa yang kita omongkan. 1. Suka berbohong. Hal pertama yang membuat orang lain jadi hilang kepercayaan terhadap apa yang kita katakan yaitu, karena kamu suka berbohong. Namanya kebohongan entah itu hal kecil atau besar sekali pun - Tak mudah mendapat kepercayaan dari orang lain. Itu sebabnya, sangat penting menjaga kepercayaan yang diberikan orang lain kepada kita. Jangan sampai kita mengecewakan si pemberi kepercayaan. Ketika kepercayaan hilang, sulit untuk mendapatkannya kembali. Sifat seseorang juga bisa jadi penentu apakah ia layak untuk dipercaya atau tidak. Nah, penasarankah Anda alasan di balik kenapa orang tidak percaya kepada Anda? Dilansir dari Huffpost, inilah 6 sikap yang membuat orang tidak percaya kepada Anda. 1. EgoisEgois merupakan sifat yang mementingkan diri sendiri dibandingkan orang lain. Seseorang akan dengan mudah kehilangan kepercayaan kepada Anda jika Anda memiliki sifat egois. Hal ini karena Anda akan dianggap sebagai orang yang tidak peduli dengan perasaan orang lain. 2. ProtektifTerlalu protektif juga bisa membuat orang kehilangan kepercayaan pada Anda. Misalnya, ketika memiliki benda tetapi orang lain tidak boleh melihatnya, hal ini akan membuat mereka berburuk sangka pada Anda. Hal ini akan bertambah lagi ketika Anda tidak ingin memberi tahu apapun mengenai benda tersebut. Dari hal sepele tersebut, dapat membuat kepercayaan menghilang. Baca Juga 3 Keuntungan Belajar Public Speaking yang Perlu Kamu Terapkan, Ada Kepercayaan 3. Tidak tahu terima kasihTentu sulit memercayai seseorang yang tidak tahu terima kasih. Anda akan dianggap tidak bisa menghargai dan menghormati orang lain, serta dianggap sombong. 4. BerkhianatSeseorang yang berkhianat akan dengan mudah kehilangan kepercayaan dari orang lain. Hal ini karena apa yang dilakukannya tidak sesuai dengan apa yang diucapkannya. Berkhianat juga bisa menimbulkan konflik, karena memunculkan rasa kecewa. 5. Bersikap negatifSeseorang yang memiliki sikap negatif akan dengan mudah kehilangan kepercayaan orang lain. Hal ini karena sikapnya selalu menggambarkan hal buruk sehingga tidak ada alasan baik untuk seseorang mempercayainya. 6. Tidak dapat diandalkanSalah satu hal yang membuat orang dapat dipercaya adalah ketika ia mampu melakukan apa yang diminta. Namun, ketika ia melanggarnya, kepercayaan orang lain terhadapnya akan menghilang. Oleh karena itu, ketika berjani mengenai sesuatu, jangan pernah melanggarnya. Hal tersebut menandakan diri tidak dapat diandalkan. Fajar Ramadhan Baca Juga Miris Penghayat Kepercayaan Masih Kena Diskriminasi, Elite PSI Padahal Sejatinya Itu Agama Asli Indonesia Ketikahal tidak berjalan sesuai ekspektasi, jangan menyalahkan situasi atau orang lain. Akui bahwa itu adalah kesalahan kita, minta maaf, dan bertanggung jawablah. Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa untuk menumbuhkan kepercayaan orang lain kepada diri kita, maka dibutuhkan perilaku dan sikap jujur. (DNR) - Untuk menumbuhkan kepercayaan orang lain kepada diri kita, maka dibutuhkan perilakuUntuk menumbuhkan kepercayaan orang lain kepada diri kita, maka dibutuhkan perilaku apa saja? Pertanyaan tersebut terdapat pada buku Pendidikan Agama Islam PAI Kelas 8 SMP Halaman 52, 53, 54, tentang Utamakan Kejujuran dan ada beberapa pilihan jawaban bagi pertanyaan untuk menumbuhkan kepercayaan orang lain kepada diri kita, maka dibutuhkan perilaku apa saja tersebut. Tapi agar lebih jelasnya, baiknya kita bahas bersama dalam artikel kali Perilaku untuk Menumbuhkan Kepercayaan Orang Lain kepada Diri KitaUntuk menumbuhkan kepercayaan orang lain kepada diri kita, maka dibutuhkan perilaku dan sikap jujur. Itulah jawaban utama dari pertanyaan tersebut. Kita tahu, salah satu hal yang penting dalam hidup ini adalah kepercayaan, baik itu percaya diri sendiri bahkan kepercayaan orang lain. Membangun kepercayaan orang lain sangat penting untuk dilakukan, baik dalam kehidupan bermasyarakat, sekolah, bekerja, sampai urusan bisnis. Dengan sikap dan perilaku jujur kepada siapa pun, maka kita akan memiliki banyak teman dan dipercaya orang lain. Kejujuran akan membimbing seseorang kepada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing kepada Sabda Rasulullahุนูููููููู ู ุจูุงูุตููุฏููู ุ ููุฅูููู ุงูุตููุฏููู ููููุฏููู ุฅูููู ุงููุจูุฑูู ุ ููุฅูููู ุงููุจูุฑูู ููููุฏููู ุฅูููู ุงููุฌููููุฉูArtinya Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke SurgaJujur bisa berupa perkataan maupun perbuatan yang sesuai dengan kenyataan. Misalnya, dalam perkataan, mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Dalam perbuatan, misalnya melakukan hal yang sesuai dengan kebenaran, sesuai hati nuraninya yang selalu berkaitan dengan kebenaran, dan kebenaran dalam ucapan dan perbuatan meruapkan hal baik maka akan menumbuhkan kepercayaan orang lain. Orang yang dapat dipercaya berarti ucapannya dan perbuatannya sesuai dengan yang itu, beberapa contoh perilaku di bawah ini juga bisa melahirkan kepercayaan dari orang lain pada diri kita. Jangan hanya mengobral janji yang pada akhirnya tidak dilaksanakan atau ditepati. Ini akan membuat seseorang dicap sebagai sosok yang tidak dapat dipercaya. Singkatnya, untuk bisa membangun kepercayaan dari orang lain, jangan katakan hal yang tidak akan dipenuhi. Hindari pula mengucapkan sesuatu yang tidak menunjukkan bagaimana perasaan orang lain atau respek adalah cara penting untuk menjaga sebuah hubungan. Utamanya jika sudah berkaitan dengan hubungan dengan orang terdekat seperti orangtua, saudara kandung, pasangan, dan sahabat. Ketika respek tak diterapkan dalam hubungan yang semula dekat, maka konsekuensinya bisa lebih besar ketimbang hubungan dengan orang yang tidak begitu dekat. Jadilah orang yang siap menerima konsekuensi dari apa yang dilakukan. Ketika hal tidak berjalan sesuai ekspektasi, jangan menyalahkan situasi atau orang lain. Akui bahwa itu adalah kesalahan kita, minta maaf, dan bertanggung penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa untuk menumbuhkan kepercayaan orang lain kepada diri kita, maka dibutuhkan perilaku dan sikap jujur. DNR sytidak tau pasti bagaimana orang lain melihat sy. sy sendiri tidak pernah menggali2 apa kelebihan sy menurut mereka. tapi yg jelas, pandangan sy terhadap diri sendiri pasti berbeda dg cara orang lain memandang sy. karnasy lebih tau siapa saya. apa yg terjadi di dalam pikiran dan hati sy, jg apa alasan2 konkrit sy ketika melakukan sesuatu. semua sy yg paling tau ddYJ.